Dialog Tentang Ratu Kalinyamat
Perempuan Perintis Anti Kolonialisme 1549 -1579

JEPARANEWS | JEPARA – Dialog menarik tentang nama besar Ratu Kalinyamat kembali menyeruak di ruang rapat serba guna, tepatnya di lantai 3, Gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) di Jl. Kartini No.1, Kauman, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada hari Minggu (6/3/2022).
Di acara dialog yang dihadiri oleh Hadi Priyanto Tokoh Budayawan, DR. Alamsyah Akademisi, Moderator Wienarto. Tentunya juga, penyerahan buku yang disumbangkan oleh Lestari Moerdijat tentang laporan hasil penelitian empiris Ratu Kalinyamat Perempuan Perintis Anti Kolonialisme 1549 -1579. Tampak, penampilan grup kesenian Cokekan Prabakusuma memeriahkan dialog ini.
Pendukung acara, Yayasan Kartini Indonesia, Literasi Forum Penulis Jepara, Forum Pemuda Pelestari Budaya dan Sejarah (FPPBS) Jepara, dan Yayasan Pelestari Budaya Seni Jepara (YPBSJ).
Dalam dialog ini Hadi Priyanto seorang tokoh budayawan, yang sejak lama menjadi pengagum sosok wanita legendaris yaitu Ratu Kalinyamat, mengusulkan agar Ratu Kalinyamat masuk kurikulum sekolah sudah menjadi keniscayaan.
Para generasi muda harus mengenal siapa itu Ratu Kalinyamat. Melalui pelajaran sejarah, pelajar diharapkan mengetahui, siapa itu Ratu Kalinyamat dan menjadi bangga, bahwa ada penguasa Jepara sehebat Ratu Kalinyamat, pernah memimpin Jepara.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta yang terdiri atas para anggota Forum Pegiat Budaya dan Sejarah Jepara, dosen, guru, budayawan, wartawan, mahasiswa, pelajar, tim sahabat lestari, dan kelompok Muslimat. Kegiatan ini mendapat sokongan dari Wakil Ketua MPR RI Dr. Lestari Moerdijat, S.S, M.M, yang akrab dipanggil Mbak Rerie.
Hadi Priyanto menyampaikan pada tahun 1988 nama Ratu Kalinyamat diangkat menjadi tonggak peringatan pertama bersamaan dengan Hari Jadi Jepara. Ratu Kalinyamat didudukkan dalam proporsi yang sebenarnya untuk menghilangkan image yang keliru terhadap keberadaan Ratu Kalinyamat.
“Penetapan ini bersumber dari hasil seminar pada tanggal 11 April 1988, yang diikuti oleh pakar sejarah, dinas, instansi, anggota DPRD dan tokoh masyarakat,” ujar Hadi Priyanto.
"Branding baru ditetapkan lagi, saat Bupati Jepara Hendro Martojo tentang penobatan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional dan meluruskan sejarah," tambah Hadi Priyanto.
Lebih lanjut narasumber Dr. Alamsyah, M.Hum. menegaskan bahwa, Ratu Kalinyamat menjadi embrio puncak Hari Jadi Jepara dengan wujud Trus Karya Tataning Bumi melalui Perda Hari Jadi Jepara. Hingga pada tahun 2007 mulai ada penulisan. Sampai Pemda Jepara, pada tahun 2006-2007 melalui buku, seminar, hingga pengajuan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional.
“Kami telah memperoleh 8 sumber primer yang kami temukan di Portugal, oleh teman kami Dayat yang kuliah di sana,” ujarnya.
Sehingga dengan ditemukannya dokumen primer tentang Ratu Kalinyamat, kebenaran sejarah membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat bukanlah sebuah mitos," tambah Alamsyah.
Akhirnya, Mbak Rerie menggagas pengajuan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional bersama tim yang diketuai oleh Prof. Ratno Lukito.
"Kami bersama dengan Dr. Connie Rahakundinie Bakrie, Dr. Chusnul Hayati, dan tim Pusat Studi Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara,” ujar Dr. Alamsyah.
"Melalui buku yang diberikan oleh Rerie Moerdijat kepada kita semua, harapannya warga masyarakat Jepara memiliki kebanggaan bahwa Ratu Kalinyamat, pernah menjadi pemimpin Jepara dan pemimpin armada perang pada tahun 1551-1571," pungkasnya.
Read more info "Perempuan Perintis Anti Kolonialisme 1549 -1579" on the next page :
Editor :Eko Mulyantoro
Source : Hadi Priyanto