Ary Bachtiar Plh Sekda Jepara
Hadiri Pelantikan PD PGSI Jepara Periode 2025-2030 dan Seminar Nasional

Ary Bachtiar Plh Sekda Jepara Hadiri Pelantikan PD PGSI Jepara Periode 2025-2030 dan Seminar Nasional, Sabtu (3/5/2025).
JEPARANEWS | JEPARA - Pengurus Daerah Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PD PGSI) Kabupaten Jepara, Sabtu (3/5/2025) pukul 09.00 WIB - selesai di Pendopo RA Kartini Kabupaten Jepara mengadakan Pelantikan PD PGSI periode 2025 - 2030 dan Seminar Nasional. Acara pelantikan ini dihadiri oleh Ary Bachtiar, Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara, Agus Sutisna, Ketua DPRD Jepara, Kemenag Jepara, Disdikpora Jepara. Dari PB PGSI dihadiri oleh Pembina PB PGSI, H. Muh Zen Adv, S.Ag, M.Si., (Pembina PB PGSI) dan Junaidi, S.Ag., M.Si., (Ketua 6), dan Edi serta tamu undangan lainnya yang hadir, dari Pembina PD PGSI Jepara, Dr. H. Nur Rohman, S.Pd.,M.Si., LP. Ma’arif, Pergunu, KKMI.01, KKMI.02, KKMTs.02, KKMTs.01. KKMA.02, IGTKI, IGRA, Himpaudi, IG Paud MNU, IG TPQ MNU dan juga dari lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Undangan yang hadir 155 orang.
Kepengurusan PD PGSI Jepara periode 2025-2030 berjumlah 36 orang langsung dilantik oleh PB PGSI Junaidi, S.Ag., M.Si.
Usai pelantikan, segenap tamu undangan kemudian memberikan ucapan selamat dan menyalami satu per satu, informasi ini disampaikan oleh Sekretaris Umum PD PGSI Jepara, Dwi Yatno, S.Ag., S.Pd.
Dalam sambutannya Ketua PD PGSI Jepara, Junaidi, S.Ag., M.Pd.I., menyampaikan informasi bahwa PGSI di Jepara terbentuk tahun 2011.
"Awal-awal berdiri di Jepara pernah juga memberikan peran penting untuk guru-guru di Jepara. Organisasi profesi guru juga penting guna untuk menyambungkan koneksi antara pemerintah Daerah, Dikpora, Kemenag dan Organisasi Mitra," infonya.
Selanjutnya, sambutan Pembina PB PGSI, H. Muh Zen Adv, S.Ag, M.Si., menyampaikan bahwa awal berdirinya PGSI dilatarbelakangi oleh sebuah kebijakan pemerintah pusat yaitu PP 48 tahun 2005 yang mengangkat guru-guru honorer tanpa TES yang di tempatkan di sekolah-sekolah Negeri.
"Yang rencananya akan diangkat sampai 2015 atau selama 10 tahun. Nyaris selama 10 tahun dimoratorium oleh guru swasta dan tidak ada pengangkatan ASN. Akhirnya munculah organisasi-organisasi profesi guru dan memprotes kebijakan tersebut. Akhirnya kebijakan tersebut dibatalkan oleh pemerintah pusat," cetusnya.
"Kenapa kok harus PGSI, ini adalah era reformasi, jadi kita bebas untuk mengadakan perkumpulan yang tujuan dari PGSI adalah 1. Melindungi profesi guru, 2. Meningkatkan kualitas guru, dan 3. Meningkatkan kesejahteraan guru," tambahnya.
Ary Bachtiar, menyampaikan bahwa peran guru sangat penting dalam mencerdaskan anak bangsa, pembangunan pendidikan sangat penting dan esensial. "Kita di era digitalisasi, sehingga bapak ibu guru harus menyesuaikan, pendidikan karakter juga sangat penting dalam menerapkan etika dan moral. Pendidikan tidak hanya proses belajar dan mengajar. Tetapi bagaimana anak mempunya sifat akhlakul karimah," tuturnya.
Ary Bachtiar yang juga menjabat sebagai Kepala DPUPR Jepara menguraikan dalam rangka memperingati Hardiknas 2025 ini apa yang di sampikan Ki Hadjar Dewantara pentingnya pendidikan adalah untuk menuntaskan manusia dari ketertingggalan, kebodohan, dan penindasan.
Acara dilanjutkan dengan seminar nasional dengan tema “Guru sebagai Agen Perubahan Yang Profesional Untuk Meningkatkan Kwalitas Pendidikan Melalui Kompetensi, Kreativitas dan Inovasi” dengan para narasumber: 1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A. ( Rektor UNISNU ) Jepara, 2. Junaedi S.Ag., M.Si (Pengurus Besar PGSI), dan 3. Moderator (Nur Wibowo, SE, MM.) Guru MI Miftahul Huda Bawu, Batealit, Jepara.
Acara Seminar dibuka oleh Ketua DPRD Jepara Agus Sutisna dan menyampaikan beberapa pesan penting tentang pendidikan menjadikan prioritas kualitas sumber daya manusia dan berakhlakul karimah, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan IPTEK sesuai perubahan zaman saat ini.
Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A. ( Rektor UNISNU ) Jepara menyampaikan tentang guru sebagai ujung tombak pendidikan awal untuk mencapai kesuksesan (Agent of Change). "Pemerintah dalam mengelola pendidikan tidak dapat diurus sendiri, tetapi melibatkan beberapa unsur (stakeholder) yang terkait diantaranya adalah sektor swasta," pintanya.
Junaidi, S.Ag., M.Si., dari PB PGSI menerangkan bahwa guru swasta tidak boleh kecil hati, harus lebih semangat, berinovasi, kreatif, agar mencapai tujuan sesuai dengan UU Pendidikan Nasional.
Editor :Eko Mulyantoro
Source : PD PGSI Jepara