Generasi Muda Berkumpul di Balai Desa Bawu Jepara Belajar Literasi

JEPARANEWS | JEPARA – Forum Literasi Jepara, Kanal Korespondensi.id, Pemdes Bawu, dan Kecamatan Batealit dengan didukung oleh Diskominfo Jepara. Mengadakan acara diskusi dan belajar literasi Jumat (4/2/2022) pagi bertempat di aula Balai Desa Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara.

Aku menulis maka aku ada, tema ini dikutip dari sebuah ungkapan terkenal dari Descartes, sang filsuf ternama dari Prancis Cogito ergo sum artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". 

Acara dengan tema diatas, menjadi diskusi di aula balai desa Bawu. Acara ini dihadiri oleh Kuwat Setiawan Petinggi desa Bawu,  Sulistiyo Camat Batealit, Aliva  Rosdiana dosen Unisnu (Moderator), Muhammadun Komisioner KPUD Jepara, Hadi Priyanto tokoh budayawan, mahasiswa dan mahasiswi KKN desa Ngasem dan desa Bawu dari UNISNU, IPNU, Pelajar dari MAN Al Hamidiyah, dan karang taruna desa Bawu.

Dalam sambutannya Sulistiyo Camat Batealit mengatakan pentingnya kemampuan literasi dengan problem solving. Saat membuka acara mengajak peserta untuk meningkatkan kemampuan literasi.

“Jika dapat dilakukan maka akan tercipta pemuda yang kreatif, inovatif, kritis dan kolaboratif,” ujar Sulistiyo.

Di season pertama, Muhammadun Komisioner KPU Jepara sekaligus penulis, menyampaikan materi menarik tentang literasi, teknologi informasi, media massa, dan fenomena medsos.

Ada tiga aspek yang harus dipenuhi untuk mewujudkan SDM mumpuni, yaitu literasi dasar, karakter, dan kompetensi.

Persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

“Walau di dunia medsos, Jakarta sangat ramai dengan komen-komen di medsos, terkait isu-isu yang sedang ramai atau booming,” ujar Muhammadun.

“Teknologi komunikasi dengan Fenomena Twitwar, sudah menjadi circle dengan memiliki pengikut banyak dengan berbagai alasan suka atau tidak suka, media bisa mencerahkan demokrasi dan mengelapkan demokrasi. Juga di momen demokrasi saat proses pemilihan presiden, gubernur, walikota, dan bupati, penuh dengan berita hoax dan saling dukung dan mendukung, dan saling mengklaim paling benar,” tambahnya.

KPUD Jepara bekerja sama dengan media massa yang berperan dalam konfirmasi dan check data untuk menepis berita-berita hoax. Media Massa atau Pers produk nya berbeda dengan produk media sosial.

KPUD Jepara menjadikan  narasi pelurusan dengan teknologi informasi untuk menepis propaganda dengan narasi-narasi yang menciptakan opini memecah belah. Ini sangat membahayakan keberlangsungan bangsa.

Hadi Priyanto mengungkapkan bahwa Kabupaten Jepara sudah melahirkan tokoh-tokoh kaliber nasional dan internasional termasuk tokoh agama.

“Peran besar tokoh-tokoh nasional yang berasal dari Kabupaten Jepara seperti RMP Sosrokartono, dr Cipto Mangunkusumo dan dr Gunawan Mangunkusumo. Seperti dr Gunawan Mangunkusumo sosok yang terlupakan oleh publik Jepara, melalui kegiatan-kegiatan literasi ini akan menggugah dan menumbuhkan rasa kecintaan dan rasa kebanggaan generasi muda, bahwa Jepara melahirkan dan memiliki tokoh-tokoh besar dan berjasa di era pergerakan nasional,” ucap Hadi Priyanto.