Yayasan Kartini Indonesia Jepara dan YPBSJ di Gedung Shima Dalam Kegiatan Seni dan Budaya
Pembentukan Forum Pemuda Pelestari Budaya dan Sejarah Jepara

Foto bersama narasumber dan peserta di ruang Gedung Shima, 12/12/2021. (Foto Dok. sigapnews.co.id).
Culture Heritage dengan 3 konsep melindungi, menyelamatkan, dan mengembangkan.
“Itu sebuah upaya memanfaatkan pelaku seni bisa menghidupkan dan juga bagi penikmat seni bisa ikut merasakan event atau peristiwa masa lalu dengan merekonstruksi sejarah dan waktu kronologis peristiwa sejarah,” ujar Alamsyah.
Mengingat potensi Jepara kaya akan kekayaan artefak, seperti ornamen di masjid Mantingan dan punya karakteristik serta watak karakter menggambarkan seni rupa sebagai peninggalan artefak, termasuk kekayaan seni Monel, Tenun dan Keramik.
Potensi yang bisa di rekonstruksi dalam penulisan sejarah apapun tentang sejarah dan warisan budaya, walaupun tidak menjadi cagar budaya atau formal di akui pemerintah menjadi cagar budaya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Muh Fakhrihun Na'am, S.Sn., M.Sn. Dosen Lektor Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pria asal Desa Banjaran, Kecamatan Bangsri Jepara, Jawa Tengah yang memperoleh gelar Doktor dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Menceritakan tentang seni pewayangan yang berasal dari negeri India, namun oleh leluhur bangsa kita dikembangkan lebih dinamis dan luar biasa.
Sementara, KRAT Bambang Setyawan Hadipuro Ketua Paguyuban Seni Karawitan Loka Budaya beralamat di Joglo Hadipuran, Kramat, Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, mengatakan Keris adalah warisan budaya adi luhung sebagai budaya warisan yang tetap harus dilestarikan, mengingat perannya ketika dimasa kejayaan Ratu Kalinyamatan dan Kesultanan, tentunya keris ikut berperan aktif sebagai senjata dimasa penyerangan penjajah Portugis yang tercatat 4 kali serangan Ratu Kalinyamat ke Ambon berdasarkan bukti primer.
Hal ini mengingat pentingnya fakta sejarah dan historis agar bisa diinventarisi dalam penulisan sejarah seperti blogging atau lewat medsos di era sekarang.
Read more info "Pembentukan Forum Pemuda Pelestari Budaya dan Sejarah Jepara" on the next page :
Editor :Eko Mulyantoro