DPD PEKAT IB Jepara Mempertanyakan Proses Klinik Jalan oleh DPUPR saat Audiensi

Audiensi DPD PEKAT IB dengan DPUPR Jepara terkait Prosedur Pengerjaan Klinik Jalan, Jum'at (11/4/2025).
JEPARANEWS | JEPARA - Ary Bachtiar, Kepala DPUPR Jepara didampingi oleh Agus Priyadi, Kabid Bina Marga di ruang kerjanya Jum'at pagi (11/4/2025) menerima audiensi dengan rombongan DPD PEKAT IB Jepara yang dipimpin oleh Priyo Hardono akrab disapa Kang Priyo, Tri Hutomo bidang kajian dan para pengurus serta anggotanya.
Dalam audiensi ini Kang Priyo menyampaikan beberapa hal tentang teknis pengerjaan penambalan klinik jalan berlubang yang ada di wilayah Jepara. Kang Priyo menjelaskan bahwa selama ini sudah melakukan fungsi kontrol sosial dan pengawasan di beberapa ruas jalan yang dikerjakan penambalan. "Saya masih temui kesalahan prosedur dalam proses penambalan dan pengerjaan pengaspalan. Berdasarkan temuan kami di lapangan, masih ada lubang jalan yang rusak ditambal namun hanya 1-2 hari atau 1 bulan jalan kembali berlubang. Pengawas di lapangan juga masih belum optimal kinerjanya. Mohon bisa ditambah SDM petugas pengawas yang berkompeten di lapangan untuk klinik jalan," jelasnya.
Kang Priyo menambahkan," Akibat kesalahan proses pengerjaan terjadi pemborosan anggaran. Dan hal ini perlu kita tanyakan langsung tentang teknis pelaksanaannya," tambahnya.
Ary Bachtiar yang saat ini juga menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara mengucapkan terimakasih atas kedatangan DPD PEKAT IB Jepara dan mengatakan bahwa tentang persoalan klinik jalan di Jepara memang dilematis dan kita tidak tutup-tutupi.
Terkait proses pengaspalan klinik jalan di Kabupaten Jepara yang dilakukan DPUPR Jepara melalui Bina Marga, semua dilakukan melalui proses yang sesuai aturan. "Pengaspalan memang tidak pas kita lakukan di musim hujan, namun kalau tidak ditambal warga masyarakat bisa terdampak," kata Ary.
"Dibawah era kepemimpinan saya, saya pastikan pengerjaannya tanpa mengurangi volume aspal. Pengadaan aspal kita gunakan juga melalui proses E katalog, pengadaan material melalui lelang dan memakai tenaga kerja harian. Dan setiap pemakaian aspal maupun sisanya, semuanya tercatat dengan baik melalui berita acara. Pengerjaannya juga tidak melakukan proses borongan dan kita tidak punya kepentingan apapun," ucapnya.
"Intinya pemakaian aspal semuanya tercatat," tegas Ary.
"Seperti untuk jalan di dekat pabrik di Desa Banyuputih yang tidak ada drainasenya, pembangunan jalan bisa dengan rabat beton agar kualitasnya tahan lama," imbuh Ary mencontohkan.
Sedangkan Agus Priyadi berjanji akan menambah tenaga pengawas untuk memastikan kualitas pekerjaan pengaspalan klinik jalan di Kabupaten Jepara. "Kendala pengerjaan klinik jalan di musim penghujan berbeda dengan musim kemarau," terang Agus.
Namun saya berterimakasih kepada teman-teman DPD PEKAT IB yang sudah ikut mengawasi pengerjaan klinik jalan di Jepara. Agus menjelaskan terkait persoalan penambalan jalan berlubang. "Memang salahsatu faktornya adalah walaupun lubang jalan sudah diperbaiki, namun karena aspal jalannya sudah aus dampaknya adalah lubang jalan yang sudah diperbaiki bisa kembali mengalami kerusakan atau berlubang kembali dan kita perbaiki dengan kualitas aspal yang sesuai spesifikasi," jelasnya.
Senada dengan penjelasan Ary Bachtiar, Agus Priyadi mengungkapkan bahwa air adalah musuh utama jalan aspal. "Saat ini DPUPR Jepara untuk pemeliharaan rutin setiap tahun juga terkendala keterbatasan dana atau anggaran perbaikan dan perawatan jalan. Terimakasih atas masukannya dan kita akan evaluasi lagi terkait pengerjaannya," ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Tri Hutomo mengutarakan kalau akibat kerusakan jalan bisa mengakibatkan orang mengalami kecelakaan. "Tentunya hal ini harus menjadi perhatian pemerintah," tuturnya.
"Peningkatan PAD dari sektor pariwisata di Jepara harus didukung juga dengan peningkatan kualitas jalan menuju objek wisata agar kunjungan wisatawan semakin meningkat karena aman dan nyaman berkendara," papar Tri Hutomo.
Tri Hutomo juga berpesan agar Kabid di DPUPR Jepara bisa responsif kalau ada laporan masuk melalui chatting WhatsApp.
Kang Priyo menyatakan bisa saja orang yang mengalami kecelakaan di jalan akibat kerusakan jalan, melakukan gugatan atau langkah hukum kepada pemerintah. "Karena akibat jalan yang berlubang, ada pengendara mengalami kecelakaan, bisa saja mereka menggugat dan menuntut ganti rugi. Hal ini tentunya kita harus hindari," tutup Kang Priyo.
Di akhir audiensi Ary Bachtiar langsung memerintahkan bawahannya untuk segera mengecek kondisi jalan yang dilaporkan oleh DPD PEKAT IB segera ditangani dan ditindaklanjuti serta diperbaiki.
"Terimakasih kepada teman-teman dengan komunikasi yang baik, ikut monitoring, memantau, dan mengawasi proses pengerjaan klinik jalan di lapangan," pungkas Ary Bachtiar.
Dalam audiensi dengan DPUPR Jepara ini Ormas PEKAT IB Jepara mempertanyakan hal-hal sebagai berikut: 1. Drum bekas aspal klinik itu ada nilai ekonomi selama ini kemana?, 2. Pembelian material (batu pecah, belah, kayu bakar dan lain-lain) notanya apakah sesuai pasaran? apakah itu lebih murah atau lebih mahal?, 3. Selama ada pengerjaan klinik jalan, pengadaan aspalnya gimana aturannya? apa penunjukan pada salah satu rekanan atau bagaimana prosesnya?, dan 4. Sistim pekerjaannya jalan klinik itu sistem borong apa harian? atau penunjukan pada salah satu rekanan?.
Terakhir Kang Priyo memberikan keterangan contohnya proses penambalan jalan di Margoyoso - Damarjati sudah ada penambalan 3 (tiga) kali dalam waktu 1 bulan. Namun, Dia menyayangkan lubang jalan yang diperbaiki dan ditambal aspal masih di lubang-lubang yang sama, terutama lubang-lubang yang besar.
Editor :Eko Mulyantoro
Source : DPD PEKAT IB Jepara