Sudir Santoso Parade Nusantara Menghadiri Reuni Akbar Mantan Petinggi se-Kabupaten Jepara

Sudir Santoso menghadiri Reuni Akbar mantan petinggi se-Kabupaten Jepara di Wisata Kali Watu Gede Desa Sekuro, Jepara (Foto Dok. sigapnews.co.id).
JEPARANEWS | JEPARA – H. Sudir Santoso, SH. MH. tokoh inisiator yang menginisiasi UU Desa No. 6 tahun 2014 Tentang Desa sekaligus Pengacara kantor advokat dan konsultan hukum Yusril Ihza Mahendra dan Parade Nusantara Associate. Didampingi H. Noorkhan, SH mantan petinggi / kades Desa Dermolo, Kecamatan Kembang, dan Nur Said mantan Petinggi Bandung, Kecamatan Mayong.
Ketiganya menghadiri acara pada hari Minggu, (5/12/2021), bersama Mbah Legini mantan petinggi Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, serta dihadiri beberapa mantan petinggi dari beberapa wilayah desa Kabupaten Jepara.
Acara reuni akbar ini berlangsung di wisata kali Watu Gede Dukuh Batusari, RT. 28 / RW. 06, Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Sudir Santoso yang akrab disapa Romo Sudir ketika hadir di acara tersebut menjelaskan bahwa reuni akbar ini untuk mengajak saling bersilaturahmi antar mantan petinggi se-Kabupaten Jepara, dalam upaya memperkokoh persatuan dan pembangunan desa berkelanjutan.
“Parade Nusantara dengan Satgas Desa akan bekerja sama dengan para mantan petinggi untuk ikut menekan dan mengikis habis money politic yang menghambat putera-puteri terbaik desa yang berpotensi menjadi calon pemimpin masa depan,” ujar Romo Sudir.
“Desa mempunyai otonomi khusus dan harkat martabat serta mandiri untuk mengelola keuangan dan pemerintahan desa, agar bisa mengelola sumber daya alam desa, memajukan pembangunan dan bermanfaat bagi warga desa,” tambahnya.
Di belakang rumahnya, Mbah Legini juga nguri-uri rumah peninggalan atau rumah joglo milik Alm. Mbah Hasyim tokoh agama / ulama desa Sekuro, yang meninggal dunia tahun 1987, pendiri mushola Darul Rochman di RT. 27 tahun 1963.
“Saya bermaksud merawat dan memelihara rumah peninggalan beliau. Menjunjung jasa-jasa baik dan peran sertanya sebagai ulama yang hampir sepanjang hidupnya aktif dalam memberikan pelajaran dan ilmu agama kepada warga masyarakat sekitar desa Sekuro,” kata Mbah Legini.
Saat ini juga Mbah Legini fokus dalam dunia perkebunan dan pertanian, seperti jambu air Madu Deli sejumlah 300 pohon, mencoba budidaya Kapulaga 2000 pohon, merintis Pisang Cavendish 300 pohon, dan tanaman pepaya California serta jahe merah 100 pohon, serta budidaya Maggot yaitu bayi larva lalat black soldier fly (BSF) yang mampu menguraikan sampah organik menjadi kompos atau pakan ikan seperti Nila (khususnya ikan air tawar, red.) dengan sangat cepat dalam jumlah besar.
Sedangkan Maryoto, S.Pd.I Guru MI Mambak, selaku ketua RW. 06, sekaligus pengelola wisata kali Watu Gede, berharap menjadikan lokasi wisata kali Watu Gede sebagai sarana wisata edukasi, dengan memperkenalkan fasilitas prasarana alat-alat pertanian, agar anak-anak muda sejak dini lebih mengenal fungsi dan kegunaannya.
Rafting atau arung jeram sederhana dengan ban bekas menyeberangi sungai kali Mlonggo, (bagian tengah) dari jembatan menuruni sekitar 400meter ke bendungan kaligede. Termasuk menyediakan ayunan dari bahan bambu sebagai fasilitas pendukung di objek wisata kali Watu Gede, serta menyediakan fasilitas WiFi, kolam pancing, dan kafe.
Editor :Eko Mulyantoro